Sejarah Kue Donat
Asal-Usul Sejarah Kue Donat
Lo tau nggak, cerita donat itu agak ribet tapi seru — ada beberapa versi, tapi banyak catatan nyebut kalau akar donat modern bisa dilacak ke Eropa, khususnya Belanda sekitar abad ke-17. Orang Belanda punya camilan gorengan tradisional namanya “olykoeks” atau “oliebollen” (secara harfiah “bola minyak”) yang digoreng dalam minyak panas dan berbentuk bulat — manisnya khas dan sering dinikmati pas perayaan.

Abis itu, pas abad ke-18 banyak imigran Belanda yang bawa resep oliebollen ke Amerika Utara — waktu itu kota itu disebut New Amsterdam, yang sekarang kita kenal sebagai New York. Di tanah baru, resepnya berubah-ubah: adonan disesuaikan, topping ditambah, sampai akhirnya terbentuk versi donat yang populer di toko roti dan gerai di Amerika Serikat.
Kisah Hanson Gregory dan Lubang Kue Donat
Salah satu legenda paling terkenal soal donat bilang kalau lubang di tengah itu ide si pelaut Amerika, Hanson Gregory. Ceritanya: tahun 1847, waktu dia masih remaja, Gregory kesel karena bagian tengah donat sering nggak matang sempurna kalau digoreng — kebetulan lapisan luar udah cokelat tapi dalemnya masih setengah mentah. Jadi dia motong lubang di tengah adonan pakai tutup botol — simpel, tapi bikin minyak bisa nyentuh semua sisi, dan donat jadi matang lebih merata.
“Bagian tengahnya tidak matang, jadi saya buat lubang. Dan hasilnya jauh lebih baik,” ujar Gregory dalam wawancaranya.
Catatan: ada beberapa sumber yang menyebut versi cerita ini dan detailnya perlu verifikasi (mis. wawancara The Washington Post 1916, serta umur dan tahun), tapi inti teknisnya masuk akal — lubang membantu adonan yang relatif tebal supaya matang sempurna saat digoreng minyak panas. Jadi, kalau lo pernah mikir “kenapa sih lubang nya donat?” sekarang tau dong: bukan cuma gaya, tapi supaya matang rata.

Kalau lo mau, share dong di kolom komentar: donat favorit lo apa? Yang polos gula? Yang isi krim? Atau yang klasik ala toko roti lokal yang rasanya otentik? Cerita-cerita kayak gitu sering nunjukin gimana donat berkembang dari resep sederhana jadi donat makanan yang kita kenal sekarang.
Evolusi Bentuk dan Rasa Kue Donat
Seiring waktu, donat berkembang jauh dari versi jadulnya. Dulu simpel, sekarang kreatif abis — dari bentuk donat klasik yang berbentuk bulat sampai eksperimen topping dan isi yang bikin ngiler di feed IG.
Kue Donat Tradisional vs Modern
Kue Donat Tradisional
Yang tradisional biasanya teksturnya lebih padat atau kenyal, dibuat dari adonan sederhana (tepung, ragi, gula, telur, mentega) lalu digoreng di minyak panas dan diberi taburan gula halus atau gula aren. Di Indonesia, varian donat kentang populer karena adonan tepung dicampur kentang yang bikin teksturnya lebih lembut dan tahan lama — makanya banyak yang suka bawa pulang dari toko roti favorit.
Kue Donat Modern
Sekarang? Donat modern mah udah kayak kanvas: bentuk donat bisa dimodifikasi, toppingnya warna-warni dan beragam (glasir, cokelat, meses, kacang), bahkan banyak yang ngasih isi krim, selai, atau custard di tengahnya. Jenis donat baru muncul terus — dari yang berisi krim sampai yang dipoles edible gold buat yang pengen tampil mewah.

Inovasi Global dalam Dunia Donat
Di seluruh dunia, donat diadaptasi sesuai selera lokal — beberapa contoh yang sering dibahas:
- Donat Jepang (Pon de Ring) – Teksturnya kenyal dan unik karena adonan tersusun dari bola-bola kecil yang nempel.
- Cronut – Perpaduan croissant dan doughnut, dipopulerkan di New York pada 2013 oleh Dominique Ansel — contoh tren donat modern yang viral.
- Bomboloni – Versi Italia yang biasanya tanpa lubang dan berisi krim atau selai.
- Churros – Walau nggak berbentuk bulat, churros dari Spanyol sering dianggap ‘saudara’ donat karena juga digoreng dan manis.

Mau Coba Bikin Kue Donat Sendiri?
Cobain deh bikin versi tradisional dulu: pakai tepung terigu, ragi, gula, telur, dan sedikit kentang kalau mau tekstur lembut. Tips singkat: pastiin minyak panas merata agar donat matang sempurna — jangan goreng pas minyak kurang panas supaya adonan nggak menyerap minyak berlebih.
Peran Kue Donat dalam Budaya Populer
Donat nggak cuma soal rasa — dia juga udah nyelip kuat di budaya populer banyak negara. Bentuknya yang ikonik sering nongol di film, animasi, meme, dan timeline medsos, jadi bukan sekadar makanan tapi juga simbol yang gampang dikenali.
Simbol dalam Film dan Animasi
Di Amerika Serikat, donat sering dihubungin sama polisi dalam film dan acara TV — konon karena toko donat dulu banyak yang buka 24 jam, jadi jadi spot ngopi dan istirahat pas patroli malam. Ikon pop lain yang nambah hype donat adalah Homer Simpson dari The Simpsons; karakter itu bikin citra orang yang doyan donat makin nempel di kepala banyak orang. Fun fact: istilah doughnut juga makin melekat karena representasinya di TV dan film.

Kue Donat sebagai Ikon Waralaba
Beberapa merek donat tumbuh jadi raksasa global dan bikin donat makin mainstream sebagai makanan & brand lifestyle. Contoh yang sering disebut:
Dunkin’ Donuts
Didirikan tahun 1950 di Massachusetts, Amerika Serikat, Dunkin’ (kadang masih disebut Dunkin’ Donuts) berkembang pesat jadi jaringan besar dengan ribuan gerai di banyak negara. Mereka terkenal karena konsep cepat saji dan kombinasi donat plus kopi yang pas buat sarapan atau ngopi santai.
Krispy Kreme
Krispy Kreme, yang mulai sejak 1937 di North Carolina, terkenal lewat produk signature mereka, Original Glazed — plus gimmick “Hot Light” yang ngasih tahu pelanggan kalau donat baru aja keluar dari penggorengan dan masih hangat; itu bikin antusiasme pelanggan tiap ada ‘hot batch’.

Di Indonesia, jejak donat modern juga kelihatan jelas. Pada 1968, ada laporan tentang masuknya donat otomatis di Djakarta Fair (sekarang Pekan Raya Jakarta) lewat nama-nama seperti American Donut — ini salah satu momen awal teknologi donat otomatis mulai diperkenalkan ke pasar lokal. Sejak itu, berbagai toko roti dan gerai lokal maupun internasional meramaikan scene donat di kota-kota besar.
Suka donat lokal? Share dong rekomendasi toko roti atau gerai donat favorit lo — siapa tau ada yang belum pernah nyobain dan pengen mampir. Donat itu memang sederhana, tapi pengaruhnya ke budaya makan dan lifestyle cukup gede, bro.
Tren Terkini dalam Dunia Kue Donat
Dunia kuliner terus berubah, dan donat juga ikut nimbrung ke tren-tren kekinian. Sekarang donat nggak cuma soal manis doang—ada versi sehat, mewah, sampai yang jadi konten IG-able. Berikut beberapa tren yang lagi hot di kalangan pecinta donat.
Kue Donat Vegan dan Gluten-Free
Tren makanan sehat bikin donat vegan dan gluten-free makin dicari. Versi ini mengganti tepung terigu dengan alternatif seperti tepung almond, tepung beras, atau tepung kelapa, sementara telur diganti misalnya dengan applesauce atau pisang, dan susu diganti susu nabati (susu almond atau susu kelapa). Buat yang pengen ngurangin gluten atau lagi coba pola makan baru, donat jenis ini jadi opsi enak tanpa bikin guilty.

Kue Donat Seni (Luxury Donuts)
Di sisi lain ada juga luxury donuts — donat seni yang lebih mirip karya seni daripada cemilan biasa. Glasir handcrafted, topping premium, bahkan edible gold dan bunga yang bisa dimakan sering muncul di donat ini. Mereka dijual dengan harga premium karena bahan, teknik, dan tampilannya yang sangat instagramable.

5 Tips Memilih Kue Donat Berkualitas
- Tekstur yang tepat – Cari donat yang lembut dan ringan, nggak keras atau berminyak.
- Kesegaran – Pilih donat yang baru dibuat; aroma harum dan tekstur spongey tanda donat fresh.
- Keseimbangan rasa – Donat yang enak itu seimbang antara manis dan gurih, jangan sampai topping nutup rasa dasar.
- Topping & isi berkualitas – Perhatikan bahan topping/isi; krim asli atau selai premium terasa beda dibanding versi murah.
- Proses penggorengan – Donat yang digoreng di minyak bersuhu tepat bakal berwarna keemasan merata dan matang sempurna tanpa menyerap banyak minyak.
“Donat modern bukan hanya tentang rasa, tetapi juga pengalaman. Konsumen sekarang mencari donat yang tidak hanya enak, tetapi juga unik, instagramable, dan sesuai dengan gaya hidup mereka.”
Mau Coba Resep Kue Donat Tradisional?
Coba deh buat donat sederhana di rumah: adonan dasar pake tepung terigu, ragi, gula, telur, dan opsi tambahin kentang biar lembut — atau pakai alternatif tepung buat versi vegan/gluten-free. Jangan lupa cek alat dan bahan yang tepat biar hasilnya mirip toko roti!
Perbandingan Resep Donat Kuno vs Modern
Komponen | Resep Kuno (Abad 18-19) | Resep Modern |
Bahan Utama | Tepung terigu, ragi (sourdough), gula, mentega, telur | Tepung protein tinggi atau tepung serbaguna, ragi instan, gula, mentega, telur, susu bubuk |
Pengembang | Ragi alami (fermentasi lama/sourdough) | Ragi instan, baking powder (fermentasi singkat) |
Teknik Menggoreng | Sering pakai lemak hewani di beberapa wilayah; digoreng dengan teknik tradisional | Minyak nabati (minyak kelapa, canola); kontrol suhu agar donat matang merata |
Topping/Isian | Gula halus, kayu manis, selai buah sederhana | Glasir warna-warni, cokelat, krim, selai premium, taburan dekoratif, isian krim atau custard |
Waktu Fermentasi | 4–8 jam (fermentasi lambat dengan ragi alami) | 1–2 jam (ragi instan; lebih cepat) |

Ringkasan gampangnya: perubahan bahan (tepung & ragi) dan teknik bikin perbedaan besar di tekstur dan rasa. Resep kuno cenderung menghasilkan donat dengan tekstur lebih ‘roti’ karena adonan tepung dan fermentasi panjang, sedangkan resep modern biasanya lebih ringan dan cepat karena penggunaan tepung protein tinggi dan ragi instan. Untuk yang mau eksperimen di rumah: kalau mau tekstur lebih lembut, tambahin sedikit kentang ke adonan tepung; kalau pengen versi cepat, pakai ragi instan dan kurangi waktu fermentasi.
Catatan teknis singkat: ragi alami (sourdough) butuh waktu fermentasi panjang tapi memberi kompleksitas rasa; ragi instan memangkas waktu tanpa banyak ngorbanin volume, sementara baking powder cocok untuk jenis donat cepat yang nggak perlu fermentasi. Di era mesin, inovasi seperti penemu mesin donat (mis. nama seperti Adolph Levitt sering disebut dalam sejarah industri donat) juga pengaruhi produksi massal dan konsistensi bentuk donat.
Kesimpulan: Masa Depan Kue Donat dalam Gastronomi
Jadi gitu deh cerita singkatnya: sejarah kue donat udah panjaaang — mulai dari oliebollen Belanda sampai luxury donuts yang nongol di feed IG. Donat terus berevolusi, ngikutin selera orang di setiap negara dan tren zaman. Dari segi produksi juga berubah drastis (ada inovasi mesin dan metode), bahkan di Amerika Serikat donat jadi bagian gaya hidup pagi hari banyak orang.
“Donat adalah kanvas kosong bagi kreativitas kuliner. Bentuk dasarnya yang sederhana memungkinkan eksperimen tak terbatas dengan rasa, tekstur, dan presentasi.”
Ke depan, kemungkinan tren donat sehat (vegan/gluten-free), donat fusi yang gabungin cita rasa berbagai budaya, dan penggunaan bahan lokal bakal makin ramai. Teknologi juga ngasih peluang baru — dari produksi otomatis sampai eksperimen bentuk (mesin dan bahkan ide-ide seperti printer makanan 3D) — tapi tentu implementasinya masih berkembang dan perlu adaptasi di lapangan.
Quick recap — 3 hal penting yang mesti diingat:
- Sejarah & asal: donat punya akar Eropa tapi berkembang pesat di Amerika dan menyebar ke banyak negara.
- Bentuk & bahan: perubahan bahan (tepung, ragi, adonan) dan teknik bikin variasi rasa & tekstur yang beda-beda.
- Tren masa depan: donat tetap jadi kue & makanan yang fleksibel — bisa tradisional, modern, sehat, atau mewah sesuai kebutuhan pasar.
Intinya, donat tetep kasih kebahagiaan buat banyak orang — dari anak kecil sampe orang dewasa, dari yang suka donat kentang sederhana sampe yang kejar donat bermodal krim dan topping mewah. So, lo udah siap nyobain versi donat baru atau malah bikin sendiri di rumah? Share dong foto atau cerita pengalaman lo — biar kita rame-rame jelajahi dunia donat!

Siap Menjelajahi Dunia Donat?
Mulai petualangan kulinermu dengan membuat donat sendiri di rumah. Dapatkan set lengkap alat dan bahan untuk membuat donat berkualitas!